Selasa, 30 Agustus 2011

Menyoroti Hubungan Indonesia-Malaysia dari kaca mata nurani



Melihat dari kaca mata Indonesia-Malaysia
Berbicara fenomena atau fakta saat ini mengenai hubungan Indonesia dan Malaysia adalah ibarat kapal yang berlayar di atas lautan yang tersapu ombak. Goncangan demi goncangan silih berganti menerpa dua negara yang sama tapi tak serupa. Kebencian dan kedengkian sering ditimbulkan lewat isu-isu yang dibangkitkan melalui media di kedua-dua negara terkadang berisifat propaganda dan mengadu domba, lantas kebencian dan kedengkian itu kian tumbuh subur dan menyemat di aliaran darah di kedua belah masyarakat antar negara.

Kenapa ini terjadi?

1.     Indonesia ingin sekali dihargai  dan dianggap penting oleh Malaysia dengan alasan bahawa Indonesia adalah negara yang lebih tua dan berpengalaman dari Malaysia. Katanya.
2.     Malaysia juga merasa perlu dihormati dan disegani oleh Indonesia dengan alasan Negara Malaysia jauh lebih maju di bidang ekonomi dan aspek-aspek lainnya daripada Indonesia. Katanya.
Dengan jujur saya katakan.

Kalaulah memang Indonesia hebat, berpegalaman dan perlu dihormati kenapa sampai saat ini banyak mengalami kemunduran dari segala aspek?. Rakyatnya terpaksa hijarah untuk mencari penghidupan.
Dan kalaulah Malaysia benar-benar maju dan hebat kenapa hanya 30% dari total kekayaan yang berhasil dimiliki oleh bumi putera?. Sehingga Rakyat hidup banyak yang dibelenggu hutang.
Cukup jelas. Jadi jangan kita menipu diri kita sendiri dengan hayalan-hayalan kosong tanpa makna. Paradigma yang keliru adalah petanda kemunduran suatu peradaban. Orang jahiliah menggap muliah mengubur anak perempuan hidup-hidup.

Setiap Negara, setiap orang, setiap kelompok memiliki kelebihan dan kekurang masing-masing. Tujuannya bukan untuk saling merendahkan atau membanggakan diri tapi untuk saling melengkapi (Jika saudara orang Islam lihat Al-Quraan surrah Al-Gujarat: 11). Dengan merendah-rendahkan orang lain bukanlah cara yang terbaik untuk dihormati, yang demikian itu adalah sifat Iblis, sebab itulah ia tersusir dari surga.
Juga sifat orang-orang Yahudi angkuh dan somong sebab itulah mereka dilaknati dengan lisannya Daud dan Isa putra Maryam. Juga pemuka kaum Munafik Abdullah bin Ubay yang mengatakan “orang yang mulia (Abdullah bin Ubay sendiri) akan mengusir orang yang hina (Nabi Muhammad S.A.W ) dari bumi Madina”. Lalu hatinya ditutup dari melihat kebenaran dan disesatkan untuk selama-lamanya.

Jika ada orang Indonesia atau Malaysia yang berkelakuan seperti itu dipastikan ia tidak terlepas dari salah satu dari tiga golongan yang di atas. Oleh karna itu berhati-hatilah jangan diikuti jejak orang yang sesat dan menyesatkan yang memandang baik perkara yang hina. Mereka itulah orang-orang yang ditutup mata, telingga dan hatinya sehingga tak sempat memilih mana yang benar dan mana yang salah. Kesadaran inilah yang perlu kita didik dalam  diri kita sendiri, keluarga dan masyarakat kita  saat ini. Yang lebih menyedihkan lagi bencana ini  menimpa kaum intelek yang kaya dengan pengetahuan tapi kering dari kebijaksanaan. Ini terbukti dari banyaknya cerdik pandai ikut ambil bahagian dalam perkara yang tidak terhoramt ini dan bersifat seperti kanak-kanak. Sungguh memalukan.

Hal hormat-menghoramti adalah wajib dan dituntut baik dari segi agama maupun dari segi kemanusiaan itu sendiri. Tapi yang jadi permasalahannya adalah ketika merasa perlu dihormati dan disegani, ini adalah sifat yang hina yang semestinya tidak ada dalam jiwa masyarakat  yang memiliki kebijaksanaan dan pengentahuan yang tinggi.


3.     Isu-isu yang bersifat pribadi, seharusnya tidak dijadikan isu yang mengatasnamakan Negara. Contoh ada orang Malaysia yang ditipu oleh orang Indonesia, sehingga mengatakan “Orang Indonesia penipu”. Padahal masalah tipu-menipu itu adalah perkara yang ada di mana-mana. Begitu juga dengan Masyarakat Indonesia jangan mudah mengutuk atau merendahkan Malaysia. Sperti contoh ada pembantu rumah orang Indonesia yang didera di malaysia. Yang mendera itu Cuma satu orang sementara berapa ribu pembantu rumah di Malaysia yang mendapat pelayanan bagus dari majikannya. Sehingga keluarlah kata-kata dan demontrasi-demonstarsi yang mengutuk Malaysia padahal bukan semua orang Malaysia yang berkelakuan sehina itu.
Menyinggung tentang isu konforntasi Indonesia-Malaysia “Gayang Malaysia” hal ini sering kali dijadikan pematik api kebencian Malaysia terhadap Indonesia. Dan saya telah mengkaji dalam buku-buku sejarah Malaysia tidak ada yang mengulas secara jujur mengenai kenapa pristiwa Ganyang Malaysia itu berlaku dan apa latar belakang penyebab Sukarno melakukan itu.

 Apakah ia benci dengan orang-orang Malaysia?
Apakah ia tidak suka dengan kemerdekaan Malaysia?

Perlu saya ingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia baikpun Malaysia yang korban sejerah dan  termanipulasi oleh rekaan sejarah. Karna kesalahan dalam memahami sejarah akan menimbulkan kesalahfahaman terhadap penilaian sejarah itu sendiri.

Menyentuh isu “Gayang Malaysia” kita perlu membuka mata dan hati kita lebar-lebar, bukti sejarh yang sebenarnya baikpun yang ditulis oleh Sukarno sendiri ataupun kajian mengenai misi dan visi perjuangan beliau dalam membebaskan rantau Asia ini dari cengkeraman penjajah. Seperti perencanaa pembentukan Melayu Raya, pembentukan ASEAN dan lainnya demi terwujudnya kedamaian dan ketenteraman di rantau Asia ini dari penjajahan. Perlu difami.

Jadi sudah jelas kalau kita faham dengan sejarah bahwa tujuan dari misi Sukarno memerangi Malaysia ketika itu alasannya jelas, ialah karna ketidaksukaan beliau atas kemerdekaan Malaysia yang ada campurtangan Negara barat, Sukarno menginginkan kemerdekaan Malaysia itu berdiri sendiri tidak ada keterikatan dengan negra Eropa. Sebab perkara ini diramalkan, dengan adanya campur tangan asing dalam suatu negara tersebut maka ia secara tidak langsung menjadi benih ke atas penjajahan baru yang akan bertapak dan mengembangkan akarnya sehingga yang dirugikan bukanlah Malaysia atau Indonesia saja melainkan kedua-duanya. Perakara inilah yang dijangkakan akan mengancam keselamatan kedua-dua Negara jiga agen-agen barat diberi peluang untuk mengukuhkan sayapnya diarantau Asia.

Terbukti sekarang baik politik mahupun ekonimi Malaysia tidak terlepas dari percaturan negara barat terutama Inggris yang memegang kuasa penuh. Sehingga jumlah total kekayaan asset ingris mencapai 60 % dan 10 % milik lain-lain hanya 30 % kekayaan yang dimiliki oleh bumi putera dan ini diakui sendiri dalam buku catan dan buku-buku sejarah Malaysia. Siapa yang rugi?.
Kemudian Inggris dan Amerika menjadikan sigapura sebagai markaz untuk memata-matai gerak-gerik rantau asia dan agen-agennya ditempatkan di sana. Siapa yang rugi?.
Perjajian Inggris dengan kemerdekaan Malaysia bahua kaum Cina dan India di Malaysia mendapat hak politik. Siapa yang rugi?.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar