Sabtu, 01 Oktober 2011

Ilustrasi: CurHat..bukan Hancur hati tapi CURAHAN HATI.




Manusia merupakan Subsistem yang terdiri dari beragam elemen. Bukan hanya jantung, mata atau hati melainkan banyak komponen yang lain lagi. Semua elemen-elemen itu properasi dengan standar yang telah ditentukan dari hasil awal penciptaannya. Sehingga manusia tidak bisa lari dari apa yang telah terprogram tersebut. Seperti hati akan merasa senang dan terkadang sedih. Juga mata terkadang melihat tapi tak jarang juga ia buta. Dan begitu pula dengan akal, terkadang ia pintar adakalanya ia tidak berfungsi sama sekali.

Kenapa demikian?

Pada umumnya, manusia selain dipengaruhi yang telah ada pada dirinya secara natural juga dipengaruhi faktor-faktor yang ada di sekelilingnya. Semua ini memberi dampak pada seseorang itu baik secara langsung atau tidak langsung.
Ketika mata menyaksikan seorang ibu meninggal dunia sementara ia mempunyai anak yang masih menyusi. Jelaslah ketika itu hati kita merasa pilu. Itulah keberkaitan sitem yang telah di anugrah berdasarkan sifatnya oleh karena itu sedih dianggap merupakan fitrah yang ada pada makhluk keinsanan. Dalam menguak permasalahan ini, ketika hati sedang  di landa kesedihan hendaklah kita menghadapinya dengan benar dengan tidak menjadikan kesedian itu benih kehancuran hidup. Bahwa sedih dan gembira bukanlah suatu hal yang berjalan dalam lingkaran yang berbeda dalam jiwa manusia melainkan dua komponen yang berjalan seiring dan saling melengkapi. Pernakah terpikirkan bahwa terkadang kesedihan yang kita rasakan saat ini dulunya sesuatu yang mengembirakan. Dan ketika kita bergembira lihatlah dulunya perkara yang mengembirakan itu sesuatu yang membuat kita sedih.

Apa penyebab terkadang kita merasa begitu sedih?

Sedih, merupakan elemen dari subsistem yang ada dalam diri manusia. Ia akan memberi respon apabila bertemu dengan sesuatu yang menggeraknya seperti magnet ia hanya akan menarik besi. Tidak kayu. Perkara itu wajar dan sah-sah saja dipandang dari suduk kemanusian. Menusia yang paling bisa memanajemen kesedihan ia akan berusaha untuk menekan sekuat mungkin kadar kesedihan itu sehingga tidak melampaui batas. Apabila kesediha ini terlalu berlebihan akan menyebabkan penyakit. Contohnya susah tidur, tiada nafsu makan dan perasaan tertekan. Dari permasalahan sederahana ini akan menimbulkan gejala yang serius seperti liver, strok, darah tinggi dan sebagainya.

Perkara yang menyebabkan hati menjadi sedih dikarenakan ia kosong dari sesuatu yang menghibur. Oleh karna itu buatkanlah tindakan-tindakan yang mengembirakan hati tersebut yang dapat mengisi kekosongannya. Dengan demikian kesedihan akan terusir oleh persaan baru yang mengembirakan itu. Dalam hal ini anda harus melakukan sesuatu yang menjadi hobi, kegemaran dan apa saja perakara yang membuat anda terhibur. Selagi ia tidak mendatangkan masalah.

Bagaimana cara mengatasi kesedihan?

1.       Cobalah untuk tidak bermanja-manaja dengan perasaan tersebut dengan cara singkirkan ia perlahan-lahan dari pemikiran. Seperti mencari kesibukan, fokus pada cita-cita dan hindari dari bersendiri.
2.       Luahkanlah perasaan sedih tersebut tidak hanya melalui teman tapi bisa juga melalui pena, bercerita sehingga batin benar-benar bersih dari rasa kesedihan karena persaan itu telah ditumpahkan sepenuhnya.
3.       Jika kita mersa sedih, pasti ada penyebabnya. Telitilah kembali penyebab tersebut kemudian Tanyakan pada diri sendiri “kenapa saya sedih?”
4.       Hiburlah hati dengan menukar cara berpikir yang negatif kepada positif. Caranya dengan mengalihkan pandangan dalam menyikapi masalah tidak cenderung memikirkan yang bukan-bukan.
5.       Fokuskan jalan hidup anda, dengan demikian anda berjalan menuju sasaran-sasaran yang telah terprogram. Kesedihan itu bisa juga disebabkan jalan hidup tidak menentu yang pada akhirnya membawa rasa rendah diri, merasa minder dan tertekan.
6.       Hiburkan hati dengan menggunakan perkataan-perkataan yang membuat jiwa terasa tenteram dalam menganggap dan menilai diri sendiri. Cara ini adalah latihan untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi dan jalan membina konsep diri yang lebih positif untuk menjadi diri sendiri.


***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar