Kamis, 27 Oktober 2011

Mari belajar seni mengambil keputusan



Pengenalan
Keputusan dalam tinjauan Etimologi dan Terminologi dalam istilah kamus bahasa Arab al-Aqrar  yang berarti menetap di bumi. Imam Kurdi menjelaskan dalam tulisan beliau perkataan aqrar bil haq, yang berarti mengakuinya. Kemudian dalam kitab Mu’jamal Wajiz menambahkan, al-aqrar adalah gagasan yang dilaksanakan oleh orang yang mampu melaksanakannya[1]. Dapat di ambil kesimpulan dari perkataan aqrar (keputusan) secara terminologinya diartikan sebagai “setiap perkataan, perbutan atau ketetapan yang dilakukan oleh orang yang baliq dan berakal berdasarkan kemauannya sendiri”. Itulah definisi keptusan secara singkat.

Macam-macam keputusan
Perkara yang perlu kita kenal terlebih dahulu mengenai keputusan ialah di mana keptusan itu berada dan menyangkut dengan siapa. Adakah keputusan itu melingkupi skop yang luas atau hanya sebatas diri kita sendiri. Dalam hal ini kita akan mengenal macam-macam keputusan yang sering kita hadapi dalam hidup ini mulai dari yang terkecil sampai yang seluas-luasnya.

1.   Keputusan individu. Menyangkut diri sendiri ia tidak menyeret orang lain. Dalam hal ini berarti apa yang akan terjadi setelah keputusan itu diambil, baik dan buruknya ditanggung individu itu sendiri.

2.     Keputusan Masyarakat. Keputusan yang berkaitan dengan orang lain memiliki tanggung jawab yang amat luas. Seseorang itu sukar untuk melaksanakan keputusan ini tanpa ada masyarakat dan mengaitkan orang banyak. Oleh karena itu dalam perkara ini perlulah orang lain dalam membantu membuat keputusan.

3.    Keputusan hati. Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w. : “Semua amal itu bergantung pada niatnya dan setitap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang ia niatkan…”

4.   Keputusan perkataan. Perkataan merupakan keptusan oleh karena itu berhati-hatilah dengan apa yang diucapkan. Perkataan yang telah keluar mustahil akan ditarik semula.

5.   Keputusan perbuatan. Tindakan yang dilakukan individu merupakan keputusan yang ia ambil demi mencapai hasrat tertentu yang ia niatkan.


Teknik-teknik dalam mengambil keputusan

1.    Linear Programming. Program liner adalah satu teori yang dipakai cara pengambilan keputusan dengan tepat yang diaplikasikan dalam bentuk problem. Poin-poin terpenting yang harus diketahui dalam program liner: Tujuan, dalam keptusan tersebut hendaklah ditentukan tujuan permasalahan. Halangan, rintangan-rintangan yang harus dikenal pasti ketika hendak merealisasikan keputusan. Aturan baku, atau dikenal dengan alogritma iaitu aturan baku yang tidak mungkin diperdebatkan lagi saat keptusan itu diambil. Variabel-variabel. Khususnya menyakut bidang yang lebih luas karena kemungkinan adanya penyesuaian dengan berbagai potensi, kemampuan dan keahlian setaiap oarang.

Setelah mengetahui dan memposisikan keempat poin tersebut di atas kita akan mudah untuk mengetahui kepeutusan yang hendak diambil. Juga dapat menjangkakan akan resiko yang didapatkan setelah keputusan itu. Dengan demikian individu tersebut telah membuat beberapa alternatif dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi.

2.    Probability Theory. Teori kemungkinan ini menunjukkan suatu kejadian yang hasilnya belum dapat dikenal pasti. Terkadang hasilnya terbatas pada beberapa kemungkinan, adakalanya juga sangat banyak sehingga tak menentu. Contohnya pada lemparan mata dadu yang terbatas angka dipastikan 1-6 tidak lebih dari itu. Tidak mungkin angka 7 yang keluar sebab mata dadu yang terbatas pada angka 6. Teori kemungkinan ini dikenal dengan realistis sesuai dengan kenyataan yang ada. Mustahil orang yang tanpa berusaha bisa mengumpulkan harta.  Menginginkan surga tanpa ibadah. Jadi mengambil kesimpulan dari teori ini bahwa segala sesuatu itu hendaklah diputuskan berdasarkan hukum yang berlaku agar apa yang dicita-citakan berjalan seiring dengan keputusan yang dibuat.

3.     Expected value criterion. Ini bermaksud pemilihan keputusan yang memiliki nilai penguat, karena menuntut penetapan nilai tertinggi untuk mendapatkan keuntungan. Cara dalam mengambil keputusan memakai kaedah ini dengan melihat sejauh mana keuntungan yang ia dapatkan dengan apa yang ia krobankan. Contoh. Sebidang tanah di hargai satu juta dolar sementara di tanah tersebut terdapat apartement yang disewakan, juga ada tanah lapang yang sering disewa untuk pameran  dan kegiatan-kegitan masyarakat lainya. Berdasarkan cara ini individu tersebut mempertimbangkan kalau tanah tersebut di jual uang satu juta dolar yang ia dapatkan setelah itu tidak mendapatkan apa-apa lagi. Tapi kalau dibiarkan saja hanya mendapati hasil yang sedikit tetapi berterusan. Dalam mengambil keputusan mengikut kaedah ini individu tersebut hendaklah mempertimbangkan resiko dan tujuan jangka panajang.

4.   Aspiration-level criterion. Jenis pengambilan keputusan yang tidak berhubungan dengan pertimbangan antara besarnya mamfaat dan minimnya beban. Dalam cara ini ditekankan bukan hanya melihat besarnya mamfaat suatu keputusan yang akan diambil tapi bebannya juga harus dipertimbangkan. Efek samping hendaklah menjadikan standar dalam mengmbil keputusan. Seperti membeli barang mewah, yang dipertimbangkan pajaknya, nilai jual kembali, susut dan lain sebagainya. Bukan hanya berkemampuan membeli saja.

5.    Most likely future criterion. Cara menyelesaikan keputusan dengan cara ini ialah berkaitan dengan hal yang akan terjadi walaupun perkara tersebut hanya sebatas menduga-duga saja. Seseorang yang tidak memiliki informasi yang cukup dalam hal yang hendak ia putuskan merupakan suatu kesalahan. Untuk itu jika ingin membuat keptusan terhadap perkara yang belum dikenal secara pasti alangkah lebih baiknya mencari banyak informasi tentang hal terkait.

6.   Principle of insufficient reason. Perinsip ketidakcukupan alasan jenis keputusan ini diambil ketika tidak tersedia informasi yang lengkap mengenai suatu perkara. Dalam hal ini keptusuan diambil dengan menduga-duga tetapi hendaklah meminimkan resiko yang akan terjadi dengan meperediksi keuntungan tertinggi dan beban terendah. Cotoh seorang yang hendak mengadakan pesta mengundang 100 orang jika makanan yang disediakan hanya mencukupi orang yang dijangkakan kemungkinan besar akan terjebak dalam permasalahan kekurangan makanan. Begitu juga dengan perkara-perkara yang lain. Masing-masing hendaklah disesuaikan dengan tujuan, potensi dan keperluan yang hendak dipenuhi.

7.    Minimaks criterion. Kaedah ini lebih menekankan bagaimana  kita memilih keputusan yang terbaik di antara pilihan-pilihan yang buruk, karena mau tidak mau, ia akan menghasilkan kerugian. Individu dalam kondisi seperti ini, biasanya akan ditimpa keputusasaan dan kehilangan kontrol dalam mencari solusi yang lebih bijak. Sehingga krugian yang akan ditanggung berlipat ganda. Solusinya dalam menyelesaikan perkara ini dengan mengambil resiko yang terkecil demi membatasi tingkat kerugian yang lebih besar. Contoh dalam perkara ini ibarat buah Simalakama.

8.      Game theory. Teori pertandingan juga merupakan cara efektif dalam menyelesaikan masalah dan cara tepat dalam mengambil keputusan. Kaedah ini lebih menjuruskan ke arah persaingan kedua-belah pihak. Jika yang satu menang yang satunya akan rugi. Dalam menentukan keputusan ketika terjebak dalam lingkaran permasalahan seperti ini  hendaklah seseorang itu meneliti lebih jauh terhadap sesuatu yang kemungkinan terjadi diluar kontrol. Maka ketika keputusan tersebut dibuat terhadap kemungkinan dan kegagalan yang terjadi tidak menjadi beban karena sudah diramalkan sebelumnya.

9.     Critikal path. Boleh juga dikatakan kaedah garis kritikal yang menjadi pembatas waktu penjadwalan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Tujuannya ialah untuk mencapai hasil tertinggi dan meminimalkan kerugian sekecil mungkin. Contohnya anda membut keptusan untuk “SUKSES”. Dalam melaksanakan tercapainya apa yang dicita-citakan tersebut hendaklah anda melakukan suatu cara dan mengarahkan tindakan yang mendukung atas terlaksananya keptususan. Seperti membatasi waktu (disiplin waktu), membatasi pergaulan (komunitas yang mendukung), pengetahuan (pengetahuan yang mendukung kearah yang dicita-citakan) dan lain sebagainya.  Dengan demikian keptusan yang dibuat diiringi dengan realitas yang menjurus ke arah jalan yang hendak dicapai.

Kesimpulan
Demikianlah urain singkat di atas bahwa seni mengambil keputusan termasuk dalam kecerdasan intelektual atau IQ. Karena definisi dari kecerdasan itu sendiri mereka yang dapat menyelesaikan masalah dengan sebaik mungkin. Oleh karena itu hati-hatilah dalam membuat keputusan disebabkan ia akan berdampak dan mempengaruhi langkah kehidupan anda selanjutnya. Salah langkah, termasuk salah dalam mengambil keputusan yang akan berakibat patal. Sesal dahulu itu PENDAPAT sesal kemudian tiada berguna. Hati-hatilah dengan keputusan karena apa yang anda rasakan saat ini terkadang hasil keputusan anda di masa lalu.




[1] Mu’jamul Wajiz, 469-497, II/725 dalam Mu’jam al-Lukhoh al-Aarabiah  Mesir Publishing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar