Kamis, 01 September 2011

Kehebatan membaca Al-Quraan


Banyak sekali faedah dan mamfaat tentang Al-Quraan yang tidak mungkin saya huraikan dalam tulisan yang singakat ini tapi cukuplah bagi mereka yang ingin mengetahuinya.

Hadist diriwayatkan dari Aisya r.ha bahwa Rasulullah s.a.w bersabda, “Seseorang yang ahli dalam al-Quraan akan berada bersama para malaikat pencatat yang mulia dan jujur. Seorang yang membaca al-Quraan dengan terbantah-banta (tersekat-sekat) dan susah payah untuk membacanya akan mendapat dua ganjaran pahala (riwayat, Muslim, Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah).

Seseorang yang ahli dalam al-Quraan yang menghafal dan selalu membacanya sekiranya ia dapat mengerti makana dan maksudnya itu lebih baik, tapi jika tidak hanya membaca saja maka ia tetap mendapat pahala. Walaupun terbantah-bantah (tesekat-sekat) membacanya namun tetap mendapat dua paha. Pertama, pahala bacaanya dan kedua pahala susah payah dalam membacanya.
Al-Quraan juga sebagai obat, obat kegelisahan, ketakutan, keresahan dan juga obat segala macam penyakit baik yang berbentuk zahir maupun penyakit batin sebagaimana dijelaska Allah dalam surrah al-Isra’ ayat 82 yang bunyi sebagi berikut:
“Dan kami menurunkan secara berangsur-angsur daripada ayat-ayat suci al-Quraan yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang yang beriman dan sebaliknya al-Quraan tidak menambahkan untuk orang yang zalim (disebabkan keingkaran mereka) melainkan kerugian. QS: al-Isra’, 82)
Bacaan al-Quraan itu disamping agar hati manusai tidak keras dan selalu tenang dalam mengahadapi beragam ujian dan cobaan hidup juga memberi kebaikan dan suber derjat yang tinggi di sisi Allah sebagaimana dijelaskan Nabiyullah s.a.w.
“Sesiapa yang membaca satu hurup dari kitab Allah (al-Quraan) maka untuknya diberi satu ‘hasanah’ (kebaikan) sebagai ganjaran bagi huruf itu dan satu hasanah sama dengan sepuluh pahala. Aku tidak berkata alif, lam, mim sebagai satu huruf tetapi, alif adalah satu hrup, lam satu huruf dan mim satu huruf” (Riwat Imam Tirmizi).
Hadist Rasulullah s.a.w  yang lainya menerangkan bahwa al-Quraan nantinya akan memberi syafaat kepada orang yang selalu membacanya, meninggikan darjatnya dan membelanya nanti yang mana mana hari itu  (padang mahsyar) tidak ada yang dapat menolong. Anak, suami, isteri, harta, kedudukan semuanya menjadi musuh. Al-Quraan akan meminta kepada Allah supaya memberikan pakaian kepadanya pembacanya lalu Allah menganugrahkannya pakaian kemuliaan. Karna pada hari itu semuanya telanjang walaupun di dunia ini memiliki pakain yang baus dan mahal-mahal. Kemudan al-Quraan memohon lagi kepada Allah agar orang yang membacanya diberi mahkota kemuliaan, lalu al-Quraan memohon lagi agar orang tersebut ditambah ni’mat lalu Allah berikan. Al-Quraan memohon lagi agar orang tersebut Allah meridhoinya lalau Allah meridhoinya. Maka tiada kegembiraan yang lebih besar selan ridho Allah tersebut.  (sarh as-Sunnah).
Orang yang jauh daripada al-Quraan ibarat sebuah rumah yang kosong telah lama ditinggal penghuninya penuh sarang laba-laba dan debu. Jauh dari ketenanggan, selalu resah dan frustasi. Penuh dengan angan-agan kosong dan serakah, hidup tidak tenteram.
Sebgaimana sabda Nabiyullah s.a.w dalam Hadist riwayat Imam Tirmizi, Darimi dan Hakim:

“Seseorang yang tidak ada sebagian pun al-Quraan dalam hatinya adalah seumpama rumah yang telah ditinggal kosong”.
Dunia ini adalah perhiasan, tidak kekal suatu saat nanti akan kita tingalkan walaupun dengan terpaksa. Seandainya dunia ini lebih berarti seberat sayap nyamuk di sisi Allah niscaya tidak akan diberi orang-orang yang mendurhakai Allah walaupun setetes air. Dunia ini hina dalam pandangan Allah oleh karna itu kejarlah apa yang Allah ridhoi. Ketahuilah apa yang kita lihat saat ini seperti kemajuan sains bukanlah perkara yang luar biasa. Ia hanyalah sebatas alat, sehebat apapun sains tidak dapat menghubungkan kita dengan Tuhan, tidak dapat menjelaskan siapa Allah?. Melainkan wahyu yang mampu berbuat demikan. Pendidikan yang kita kejar jangan sampai ia kehilangan arah tujuan yang sebenar. Tujuan belajar bukan semata-mata untuk mendapat kerjaan bagus, pangkat tinggi, gaji besar dan dipandang mulia. Tapi tujuan pendidikan yang sebenarnya untuk memperbaguskan ibadah kepada Allah, jadi setinggi apapun pendidikan seseorang itu tidak lah memberi makna yang lebih jika hanya untuk melepas nafsu dunia, tanpa amal yang soleh dan memahami Isalam dengan benar. Memahami Islam dengan benar hanya ada dalam al-Quraan dan Sunnah, itulah kebenaran yang mutlak. Dan dengan kebenaran itulah terciptanya langit dan bumi ini.
Jangan sampi kita lalai mengingat Allah, disebabkan hati selalu disibukkan dengan dunia, panjang angan-angan sehingga membawa kebinasaan dunia akhirat. Bukan bearti kita tidak dibolehkan mengejar dunia tapi letakkanlah ia di tangan bukan di hati. Karna Allah tidaklah menciptakan dalam rongga dada manusia dua hati, tapi satu. Siapa yang mencintai dunia maka dipastikan ia lalai mencintai Allah dan RasulNya. Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan masuklah ke dalam Islam dengan segenap jiwa dan raga.
Wallau a’lam, waslam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar